IDXChannel - Dalam situasi guncangan-guncangan yang terjadi pada 2022 ini, Indonesia masih bisa menjaga momentum pemulihan ekonomi. Adapun pertumbuhan ekonomi domestik terus menguat signifikan pada kuartal II 2022, inflasi dalam tren meningkat namun tetap terkendali.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5,4% yang menjadi komposisi paling penting yaitu terdiri dari konsumsi rumah tangga yang melonjak sangat tinggi 5,5% hingga ekspor.
"Pertumbuhan ini yang dari satu sisi adalah sangat positif disisi lain nanti menimbulkan komplikasi terhadap subsidi terutama untuk BBM," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Nota Keuangan & RUU APBN 2023, Selasa (16/8/2022).
Investasi masih perlu dipicu karena pertumbuhannya hanya 3,1%. Sedangkan ekspor dan impor masih relatif kuat.
"Ini menggambarkan disatu sisi ekspor permintaan terhadap barang-barang Indonesia melonjak atau tetap steady, impor terutama untuk bahan baku dan barang modal menggambarkan PMI kita yang masih ekspansif," jelasnya.
Jika dilihat dari sisi sektoral, manufaktur perdagangan pertambangan jelas memberi kontribusi sangat besar.
Namun sektor-sektor yang dianggap memiliki scarring effect atau dampak yang dalam akibat pandemi juga sudah mulai pulih seperti transportasi, hotel dan restoran.
Kemudian dari sisi inflasi, core inflation di 2,9% yang artinya inflasi yang berasal dari permintaan sebetulnya masih di bawah 3% meskipun konsumsi masih cukup tinggi.
"Namun kalo kita lihat inflasi ini lebih ditandai suplai shock atau disruption yaitu pangan dan juga barang-barang administered yang memang terpengaruh akibat kenaikan harga energi dunia," katanya.
(IND)