IDXChannel - Perundingan Putaran Kedua Indonesia-EAEU Free Trade Agreement (I-EAEU FTA) telah sukses diselenggarakan secara hybrid di Kota Moskow pada 24-26 Juli.
Berdasarkan siaran pers dari KBRI Moskow, keseluruhan perundingan yang terdiri dari 11 isu tersebut ditargetkan untuk dapat diselesaikan pada 2024.
“Perundingan putaran kedua ini telah mencapai perkembangan-perkembangan yang progresif dan positif yang dapat mendukung pencapaian target penyelesaian perundingan pada 2024" ujar ketua negosiator Indonesia, Johni Martha yang sekaligus merupakan Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan RI.
Johni Martha juga tekankan bahwa percepatan penyelesaian perundingan I-EAEU FTA ini merupakan upaya peningkatan ekspor Indonesia ke pasar non-tradisional dan membuka akses pasar melalui perjanjian dagang.
Pihak EEC yang diwakili oleh Anton Tsetsinovskiy sebagai ketua negosiator dan Kepala Divisi untuk isu-isu khusus Regulasi Perdagangan, Departmen Kebijakan Perdagangan EEC, menyambut baik kehadiran Delegasi Indonesia dan berharap perundingan dapat segera diselesaikan.
"Indonesia merupakan negara mitra dagang strategis EAEU dimana perdagangan kedua pihak terus mencatat pertumbuhan yang signifikan. Untuk itu, dengan adanya FTA ini, diharapkan angka tersebut bisa mencapai potensi optimal", tegas Anton Tsetsinovskiy.
Kedua pihak sepakat bahwa perundingan kali ini berjalan dengan sangat kondusif dan telah membawa banyak kemajuan-kemajuan dalam sebagian besar chapter dalam perjanjian dagang I-EAEU.
Sebelumnya, perundingan putaran pertama I-EAEU telah digelar di Jakarta pada 3-5 April 2023 yang berfokus pada pertukaran pandangan terkait kebijakan nasional dan mendalami posisi masing-masing negara atas isu runding secara umum.
EAEU merupakan blok ekonomi yang terdiri dari 5 negara, yaitu Rusia, Kirgizstan, Kazakstan, Armenia dan Belarus. Berdasarkan data BPS, pada 2022 total perdagangan Indonesia-EAEU mencapai USD4,35 miliar atau tumbuh 30,66% (yoy). Ekspor Indonesia tercatat diangka USD1,5 miliar sedangkan impor USD2,85 miliar.