Hanya saja selama ini warganya masih mengeluhkan infrastruktur jalan yang masih belum diperbaiki. Total ada sekitar 2 km lagi jalan yang kondisinya masih jalan berbatu dan sempit, sehingga ketika mobil melintas sulit. Termasuk ketika ada kendaraan yang berpapasan.
"Panjang jalan rusak sekitar 2 km lagi. Tahun 2020-2021 rencananya sudah akan diperbaiki tapi terhambat COVID-19, jadi tertunda," sebutnya.
Salah seorang petani di Kampung Umur-umuran RT 4, Desa Cipada, Tatang (50) mengaku sudah sejak lama menanam labu siam. Selain turun temurun dari keluarga, menanam labu siam terus dilakukan lantaran dinilai mudah dan tidak memerlukan ongkos produksi besar.
Sementara keuntungan yang diperoleh lumayan menggiurkan. Contohnya, dalam sepekan dirinya bisa menghasil 3-5 ton labu siam dengan harga jual antar Rp4.000-5.000 per kilogram. Selain itu terkadang ada pembeli yang datang langsung ke kebun, sehingga dirinya tidak perlu repot-repot menjualnya.
"Kalau pertanian di sini bagus, lahannya juga mendukung (subur). Tinggal jalan yang belum semua diperbaiki, kalau semua dihot mix, penjualan hasil panen akan semakin cepat," harapnya.