sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pikul Beban Berat, Jerman Hadapi Masalah Energi hingga Kekurangan Guru

Economics editor Dian Kusumo
27/12/2022 14:48 WIB
Jerman saat ini tengah memikul beban yang berat.
Pikul Beban Berat, Jerman Hadapi Masalah Energi hingga Kekurangan Guru . (Foto : MNC media)
Pikul Beban Berat, Jerman Hadapi Masalah Energi hingga Kekurangan Guru . (Foto : MNC media)

Kekurangan guru, pendidik dan perawat

Sekelompok warga lanjut usia yang putus asa di kota Hohenstein-Ernstthal, negara bagian Sachsen, tanggal 12 Desember menulis surat keluhan berat kepada Kementerian Kebudayaan, karena sekolah-sekolah sangat sering diliburkan. Yang tercantum dalam kurikulum sekolah Sachsenring-Oberschule: pelajaran agama tidak ada lagi. 

Biologi tidak diajarkan di kelas delapan. Di kelas tujuh tidak ada lagi pelajaran musik dan ilmu sosial kemasyarakatan. Pengurangan kurikulum tidak terjadi hanya dalam tiga mata pelajaran.

Masalah utamanya, di sekolah-sekolah Jerman terjadi kekurangan 40.000 guru. Di negara bagian Sachsen-Anhalt sekarang pencarian guru dilakukan ala "speed dating." Pada saat bersamaan, menurut sebuah studi pendidikan, satu dari lima murid SD tidak mampu mencapai standar minimal dalam mata pelajaran bahasa Jerman dan matematika.

Di kota Rheinberg, Nordrhein-Westfalen, kesabaran seorang ibu habis sepenuhnya, karena tanggal 13 Desember tempat penitipan anak tiba-tiba tutup dua hari karena para pendampingnya sakit. Dan itu bukan untuk pertama kalinya. Ibu itu kemudian membawa putranya, dan datang ke gedung balai kota untuk menitipkan anaknya kepada walikota. Si walikota terpaksa keluar dari sebuah rapat untuk berbicara dengan ibu itu. Dia menceritakan kepada walikota, bagaimana seorang ibu lainnya tidak bisa mendapat kemoterapi, yang penting bagi hidupnya, karena tidak bisa menitipkan anak. Sekarang Jerman mencari lebih dari 100.000 pendidik.

Kindertagesstätte in Baden-Württemberg

Di hari yang sama, seorang perawat memberikan pernyataan anonim dalam acara Frontal di televisi Kanal Dua Jerman ZDF tentang jam kerjanya di bagian gawat darurat rumah sakit: "Saya mengalami, bagaimana seorang pasien menunggu 40 jam di bagian gawat darurat, dan kurang mendapat perhatian. Ketika perawat akhirnya datang ke kamarnya, pasien itu sudah meninggal, walaupun dia sebetulnya bisa diselamatkan. Bagian perawatan intensif di rumah sakit Jerman, kekurangan 50.000 tenaga perawat.

RS terbentur batasan, kekurangan obat dan masalah panser

Seorang perawat klinik anak-anak di Berlin tanggal 14 Desember meminta pertolongan: "Kami sangat kekurangan perawat. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, di mana saya bekerja di klinik, saya belum pernah melihat tingkat fluktuasi begitu besar dalam jumlah perawat dan dokter. Kami yang masih bertugas sudah kehabisan tenaga untuk mempertahankan layanan perawatan." Karena kurangnya jumlah perawat, 40 persen tempat tidur di unit perawatan intensif tidak bisa digunakan untuk pasien. Sebagian anak yang sakit di Berlin terpaksa dibawa hingga ke rumah sakit kota Rostock yang jaraknya 200 km dari Berlin.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement