"PLN Indonesia Power tengah memulai dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik berbahan bakar hidrogen," ungkap Salamudin.
Saat ini, potensi hidrogen yang bisa dihasilkan bisa mencapai 128 ton per tahun atau setara untuk konsumsi energi 450 unit mobil per tahun. Dengan Pusat Hidrogen yang dimiliki oleh PLN saat ini diharapkan akselerasi penelitian dan pengembangan menuju energi hijau dan bersih.
Salamuddin menjelaskan, HRS merupakan hilir dari implementasi Green Hydrogen Plant (GHP) yang antara lain merupakan residu dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP, Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap/PLTGU.
"HRS yang merupakan ekosistem kendaraan listrik ini akan dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," papar Salamudin.
HRS yang dikembangkan PLN sendiri berlokasi di Senayan, di mana di dalamnya terdapat fasilitas charger electric vehicle berbasis hydrogen, dan Hydrogen Center sebagai pusat pelatihan dan pendidikan terkait hidrogen di Indonesia.
"HRS Senayan ini telah diresmikan pada 21 Februari 2024," urai Salamudin.
Secara data, penggunaan HRS ini akan mampu menekan importasi 1,59 juta liter bahan bakar minyak/BBM per tahun. Selain penghematan penggunaan BBM berbasis fosil, penurunan emisi dipastikan terjadi sebesar 4,15 juta kilogram per tahun. (TSA)