Menurut Darmawan, pembangunan proyek strategis nasional yang juga masuk dalam pilar green transformasi PLN diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian target bauran EBT nasional sebesar 23 persen pada 2025.
"(Kerjasama) Ini juga sesuai dengan keinginan pemerintah untuk membangun Bali dengan berbasis energi hijau. Beroperasinya dua PLTS ini akan menambah kapasitas pembangkit EBT eksisting nasional sebesar 0,6 persen. Sekaligus juga menambah kapasitas terpasang PLTS eksisting nasional sebesar 61,7 persen," tutur Darmawan.
Selain meningkatkan bauran EBT, lanjut Darmawan, pengoperasian kedua PLTS ini juga akan mampu menambah keandalan dan kualitas sistem kelistrikan di Bali. Saat ini, daya mampu kelistrikan di Bali sebesar 1.322 MW.
Perkiraan beban puncak pemakaian listrik saat penyelenggaraan KTT G20 mendatang akan mencapai 970 MW. Dengan demikian, masih tersisa cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.
"Menghadapi KTT G20, memang demand-nya bertambah. Kalau sekarang beban puncaknya 770 MW, saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Kami berharap kehadiran dua pembangkit ini makin memperkuat pasokan listrik Bali," tegas Darmawan. (TSA)