sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PLN Siap Jor-joran Bangun Pembangkit Listrik EBT

Economics editor Suparjo Ramalan
02/11/2021 11:07 WIB
PT PLN (Persero) siap menggelontorkan investasi secara besar-besaran untuk mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 20,9 GW.
PLN Siap Jor-joran Bangun Pembangkit Listrik EBT (FOTO: MNC Media)
PLN Siap Jor-joran Bangun Pembangkit Listrik EBT (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - PT PLN (Persero) siap menggelontorkan investasi secara besar-besaran untuk mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 20,9 GW. 

PLN juga akan pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen. 

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mencatat upaya investasi tersebut untuk mendukung program dekarbonisasi yang diusung pemerintah. Tujuannya, menghadirkan ruang hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Mengingat, dengan menggunakan skenario business as usual (BAU), Indonesia diperkirakan memberikan kontribusi 4 miliar ton CO2 per tahun pada 2060 sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

"PLN memiliki peran penting dalam menggerakkan pertumbuhan energi hijau di Indonesia. Kami berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi," ujar Zulkifli dalam seri diskusi bertemakan Becoming the World's Leader in Green Economy dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 di Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11/2021).

Menurutnya, dalam skenario BAU, emisi sektor listrik mencapai 0,92 miliar ton CO2 pada 2060. Untuk itu, PLN meluncurkan strategi demi menjadi perusahaan listrik yang bersih dan hijau. Salah satunya dengan menghentikan pembangunan serta mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting secara bertahap. 

Berdasarkan peta jalan, PLN akan mempensiunkan PLTU subcritical  sebesar 10 gigawatt (GW) pada tahun 2035. Kemudian PLTU supercritical sebesar 10 GW juga akan dipensiunkan pada tahun 2045. Tahap terakhir pada tahun 2055, PLTU ultra supercritical 55 GW dipensiunkan.

Program lain yang disiapkan PLN untuk mendukung transisi energi yaitu ekspansi gas, program co-firing, konversi PLTD ke EBT, hingga peningkatan efisiensi energi dan pengurangan susut jaringan.

"Pada 2060, lebih dari setengah pembangkit kami akan berasal dari energi baru terbarukan dan seluruh PLTU telah digantikan," katanya. 

Dia menyebutkan, setidaknya PLN membutuhkan investasi lebih dari USD500 miliar untuk mendukung pencapaian Carbon Neutral pada 2060. 
 
Sementara untuk mengakselerasi Carbon Neutral 2060, ada empat hal yang perlu menjadi perhatian. Pertama, penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan. Kedua, investasi skala besar. Ketiga, penerapan teknologi dalam skala besar. Keempat, investasi pelanggan untuk beralih menggunakan peralatan rendah karbon.

Dengan begitu, kata Zulkifli, pengembangan bisnis dan kampanye  electrifying lifestyle perlu lebih digaungkan. Seperti penggunaan kompor listrik, kendaraan listrik, PLTS atap, dan perdagangan emisi. "Kita tidak bisa melakukan ini sendirian. Kami membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan," tegasnya. 

Di tengah upaya menekan emisi karbon, PLN memiliki beberapa pendekatan untuk memastikan bisnis ketenagalistrikan yang berkelanjutan, di antaranya memastikan operasional perusahaan ramping dan efisien, memberikan energi hijau untuk masa mendatang, dan menjadi perusahaan yang berfokus pada pelanggan dengan memberikan layanan yang andal serta terjangkau.  (RAMA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement