"Selain itu, stabilisasi harga energi dan penguatan infrastruktur rantai pasokan juga dapat membantu sektor manufaktur bangkit kembali," ujar Arianto.
Sebelumnya, S&P Global melaporkan PMI manufaktur Indonesia pada September 2024 berada di 49,2. Meski naik dibandingkan Agustus lalu yang sebesar 48,9, namun masih menunjukkan kontraksi.
PMI menggunakan angka 50 sebagai tolok ukur. Jika masih di bawah 50, maka aktivitas masih mengalami kontraksi, bukan ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di area kontraksi selama tiga bulan beruntun.
(Fiki Ariyanti)