sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PPKM Darurat Diberlakukan, Petani Kopi di Malang Justru Alami Peningkatan Pendapatan

Economics editor Avirista M/Kontributor
16/07/2021 15:13 WIB
Keluhan menurunnya pendapatan imbas adanya pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PPKM Darurat ternyata tak begitu dirasakan petani kopi di Kabupaten Malang.
Petani kopi di Malang
Petani kopi di Malang

Bakri mengakui sebelum adanya pelatihan, para petani di Amstirdam ini masih bercocok tanam dengan pengetahuan yang terbatas, dan menggunakan cara yang diwariskan orang tua sebelumnya, yaitu dengan sistem monokultur atau satu jenis tanaman kopi saja. Hal ini disebutnya mengakibatkan kualitas biji kopi yang dihasilkan dari masing-masing kebun masih beragam dan nilai jualnya menjadi rendah.

“Kini upaya pembelajaran kami selama lima tahun telah teruji dengan pandemi sekaligus perubahan iklim. Alhamdullilah, sampai saat ini kami masih bisa berkebun dan memenuhi kebutuhan keluarga kami," bebernya.

Kini Bakri tinggal merasakan bagaimana peningkatan produktivitas kebun kopi miliknya. Apalagi di saat bersamaan perusahaan PT Asal Jaya juga menjadi pembeli utama produk - produk kopi dari wilayah Amstirdam.

"Produktivitas kebun kopi kami juga meningkat sekitar 11 persen, dimana PT Asal Jaya menjadi pembeli utama. Berbekal pengetahuan yang dimiliki, ke depannya kami akan meningkatkan biji kopi yang lebih baik dan menurunkan ilmu ini kepada anak cucu kami, untuk mencegah kepunahan kopi,” jelasnya.

Dampak pelatihan dan peningkatan kapasitas juga dirasakan Yurniati, petani kopi perempuan asal Ampelgading, Kabupaten Malang. Saat ini, ia dan kelompok petaninya yang disebut dengan Sustainable Agriculture Business Cluster (SABC) Tawangagung memiliki unit usaha simpan pinjam bagi anggotanya.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement