Sebagai pengembangan kebunnya, Bakri menyebut ia dan beberapa petani kopi lainnya kerap kali mendapat pengetahuan baru dari Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) bersama dengan PT Asal Jaya, perusahaan eksportir kopi nasional di Jawa Timur sejak tahun 2016 hingga 2021.
“Selama lima tahun, saya dan 15.000 petani kopi lainya disini dilatih mengenai teknik dalam memanen, seperti cara memetik cherry merah, pasca panen seperti pengeringan biji dan sortasi, sampai mengolahnya menjadi produk yang siap dikonsumsi," tuturnya.
Selain itu ia dan rekan - rekannya juga diajarkan bagaimana caranya bertani dengan sistem tumpang sari dengan menanam jahe juga di area yang sama.
"Kami juga diajarkan untuk bertanam tumpang sari dengan jahe, mengembangkan organisasi petani, manajemen keuangan, dan kesempatan praktik dalam perkebunan percontohan dengan ekosistem terintegrasi untuk mengembangkan budidaya kopi berkelanjutan,” ungkap dia.
Ia mengungkapkan, bahwa tidak hanya bercocok tanam, para petani perempuan juga tergabung dalam kelompok
wanita tani (KWT), diajarkan untuk belajar membatik, memelihara bunga, dan sayur-sayuran untuk dikonsumsi masyarakat.