Seperti diketahui, Bolsonaro, mantan presiden Brasil yang memiliki hubungan dekat dengan Trump dan keluarganya, saat ini sedang diadili atas dugaan upaya untuk melancarkan kudeta dan membalikkan kemenangan Lula atas dirinya dalam pemilu 2022.
"Cabang kekuasaan kehakiman di Brasil bersifat independen. Presiden republik tidak memiliki pengaruh apa pun," kata Lula.
Dia menyatakan bahwa Bolsonaro: "tidak diadili secara pribadi, (tetapi) diadili berdasarkan tindakan yang ia coba gunakan untuk mengorganisir kudeta".
Sebelumnya, AS memperingatkan Brasil bahwa negara itu akan dikenakan tarif yang lebih tinggi jika terus melanjutkan kiprahnya sebagai anggota utama BRICS, sebuah koalisi negara-negara berkembang yang berupaya mempromosikan alternatif bagi sistem keuangan global yang didukung AS.
Trump telah menyerang kelompok tersebut karena "prioritas anti-Barat" dan mengancam akan mengenakan tarif yang lebih tinggi bagi negara mana pun yang terlibat dengan blok tersebut.