IDXChannel - Perekonomian global terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan meskipun masih menghadapi tantangan yang signifikan.
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia stagnan di kisaran 3,2 persen pada 2025.
Stagnasi global menjadi salah satu tantangan yang berpotensi menyebabkan ketimpangan pertumbuhan antarkawasan, di mana negara maju cenderung melambat, sementara negara berkembang menghadapi tantangan dari arus modal keluar dan penurunan permintaan ekspor.
Bagaimana peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan tersebut?
Outlook terbaru dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksi ekonomi RI tumbuh di angka 5,2 persen pada tahun ini.
Mengutip OECD Economic Surveys, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 masih akan ditopang konsumsi yang kuat. Selain itu, investasi swasta yang diperkirakan naik menjadi sinyal positif.
Keseimbangan fiskal diperkirakan sesuai target, namun akan berada di bawah tekanan dalam jangka panjang. OECD merekomendasikan agar program makan bergizi gratis di sekolah-sekolah perlu diluncurkan secara bertahap dan hanya menargetkan masyarakat miskin.
Tekanan belanja negara juga diperkirakan meningkat untuk proyek transisi hijau dan kenaikan permintaan terhadap layanan publik.
Meski Indonesia dinilai relatif moderat dari sisi rasio utang, biaya pinjaman yang tetap tinggi dan terbatasnya penerimaan pajak membuat Indonesia menghadapi risiko utang berulang (rollover).
Investasi infrastruktur dinilai tetap perlu menjadi prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas antarwilayah. Sebab, hal ini dapat meningkatkan efisiensi ekonomi dan daya saing Indonesia di tingkat global.