IDXChannel – Pemerintah menghadapi banyak tantangan dalam membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Tak hanya mencari investor untuk membiayai proyek tersebut, pemerintah juga dihadapkan pada spekulan tanah.
Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), T Hary Prihatono, yang menyebut radius 5 Km dari istana presiden di IKN Nusantara sudah ada spekulan yang bermain harga tanah.
Spekulan tersebut awalnya membeli tanah milik masyarakat yang kemudian siap melepas dengan harga yang ditentukan. "Bahkan di satu wilayah hanya radius 5 Km dari istana, lahannya sudah beralih tangan ke spekulan itu," ujar Hary saat ditemui MNC Portal di Kantornya, Senin (26/9/2022).
Harry menjelaskan, adanya spekulan itu membuat pergerakan harga lahan yang ada di kawasan sekitar IKN Nusantara. Para spekulan itu bahkan tetap bisa melakukan transaksi meski sudah ada kebijakan land freeze di sekitar kawasan tersebut.
"Nah itulah mafia, kesulitannya ada di sana," kata Hary.
Hary mengungkapkan sebelum atau setalah ditetapkan kebijakan land freeze, spekulan tanah sudah bermunculan sejak adanya rencana pembangunan IKN Nusantara.
Menurutnya adanya spekulan ini yang menjadi salah satu hambatan dalam pengadaan tanah karena bersinggungan langsung dengan kekuatan APBN dalam hal pembebasan lahan.
"Misal harga pasar 10 saya berani beli 20, kemudian pindah tangan lagi ke spekulan harganya berbeda, sementara anggaran kita sudah disepakati, nah problem dengan APBN d isitu," kata Hary.
"Hari ini kita menyepakati, misal saya beli lahan harganya 10, tetapi kan belum tentu kita pegang uangnya, nah baru nanti diajukan anggarannya, nah dalam proses kita mengajukan anggaran hingga mendapatkan persetujuan, itu membutuhkan waktu juga, nah ini kadang sudah di eksekusi oleh orang lain lagi (spekulan)," sambungnya.
Hary mengungkapkan memang banyak spekulan yang bermain lahan di kawasan IKN Nusantara, bukan hanya antar masyarakat saja yang melakukan transaksi di sana.
“Bahkan ada dari Bundes yang membeli, itu bagian dari spekulan, dengan asumsi pembebasan tanah melalui dia, tetapi dengan harga yang pada saat ini sudah melambung," ujarnya.
(FRI)