IDXChannel - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berupaya mengoptimalkan produksi kopi guna memulihkan perekonomian pasca pandemi COVID-19. Beragam jenis kopi dan olahannya di Jatim punya potensi besar sebagai komoditas untuk didorong ke pentas nasional dan internasional.
"Kopi adalah bagian dari gaya hidup yang tidak bisa dilepaskan dari keseharian masyarakat di level usia berapapun. Kopi, juga juga menjadi bagian dari interaksi sosial di masyarakat. Ini adalah komoditas yang punya dampak luar biasa kepada ekonomi rakyat," kata Plt Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, Rabu (6/7/2022).
Emil menambahkan, sebagai bagian dari ring of fire, Jatim memiliki banyak daerah pegunungan dengan tertentu yang dapat digunakan untuk pengembangan perkebunan kopi. Mulai dari Gunung Ijen, Bromo, Tengger, Semeru, Wilis, Argopuro, Arjuno dan Kelud. "Di Jombang ada pengecualian Excelsa bisa ditanam di ketinggian elevasi yang tidak terlalu tinggi Excelsa, ada robusta ada arabica," tuturnya.
Pemprov Jatim, kata dia, memberikan dukungan dari hulu ke hilir agar kopi Jatim bisa dikenal dan meningkatkan kapasitas ekspor juga sebagai salah satu produk unggulan ekspor Jatim. Hal itu dilakukan melalui support dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim. "Kita fasilitasi melalui Disperindag dari sisi hulunya, di dinas perkebunan tentu dengan pelayanan dari seluruh pihak kita mendorong agar ada penguatan," jelasnya.
Dia menjelaskan, Jatim juga memiliki Pusat Penelitian Kopi dan Kakao atau Puslitkoka di Jember, juga science techno park dan taman teknologi pertanian yang salah satunya ada di Trenggalek. "Hal tersebut menjadi center of excellence untuk memperkuat dari sisi hulu," jelasnya.
Salah satu kesulitan para petani kopi, kata dia, adalah meremajakan pohon kopi itu sendiri. Akhirnya mereka hanya bertahan dengan pohon-pohon yang sebenarnya kurang produktif. Namun ketika akan diganti mereka takut kehilangan cash flow. "Dari sinilah Bank Jatim melalui skema-skema pembiayaan agro juga bisa masuk," tegasnya.
Sementara itu, data Disbun Jatim menunjukkan, pada 2018 total luas areal pertanaman kopi 113.124 hektare dengan produksi 66.618 ton. Kemudian pada 2019 luas pertanaman naik menjadi 113.332 hektare dengan produksi 68.114 ton. Pada 2020, luas lahan kopi di Jatim pada 2020 naik lagi menjadi seluas 113.424 hektare dengan produksi 68.884 ton. Sedangkan pada 2021 luas lahan 113.470 hektare dengan produksi 69.570 ton.
(IND)