IDXChannel - Menteri BUMN Erick Thohir meminta manajemen PT PLN (Persero) melakukan efisiensi bisnis, pasalnya PLN saat ini memiliki utang cukup besar senilai Rp500 triliun.
"PLN sendiri kita sedang mempersiapkan bagaimana PLN akan refocusing. Refocusing tidak hanya di power, fosil diubah menjadi energi terbarukan, tetapi kita juga transmission, kita akan perbaiki karena ada hubungan dengan energi terbarukan, dan tentu retail sistem yang tentu kita harapkan tepat sasaran," ujar Erick, Jumat (22/10/2021).
Kementerian BUMN pun menetapkan roadmap PLN hingga 2060 mendatang. Peta jalan tersebut untuk mendorong realisasi EBT hingga 2060.
Dalam skemanya, perseroan harus menyiapkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 21 gigawatt (GW). Kemudian, 15 tahun berikutnya perusahaan menyediakan 29 GW.
"Sebagai catatan, seperti yang disampaikan, bagaimana dalam 19 tahun kedepan, kita harus mentransformasi 21 Gw, 15 tahun berikutnya 29 Gw ini adalah sesuatu yang masif," katanya.
Pemegang saham juga mendorong kerja sama antara PLN dengan independent power producer (IPP) terkait kerja sama kontrak power purchase agreement (PPA) untuk listrik energi baru dan terbarukan.
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan harus bertransformasi dan bekerja secara masif. Bila target tersebut berhasil direalisasikan, Erick optimistis Indonesia akan jadi negara dengan nilai kompetitif yang tinggi.
Di lain sisi, sepanjang 2020, pemerintah melakukan efisiensi bisnis PLN dengan memangkas capital expenditure (capex) atau belanja modal perusahaan sebesar 24 persen atau setara Rp24 triliun.
Kemudian, melakukan refinance utang PLN sebesar Rp 500 triliun. Refinance dengan bunga utang yang lebih murah. Erick meyakini langkah ini penting memperkuat struktur keuangan perusahaan.
"Saya mengucapkan terima kasih kerja keras Direksi, Komisaris yang terus mendorong perbaikan keuangan daripada PLN itu sendiri, dimana, tentu kemarin tentu capex-nya kita potong sampai 24 persen, sebesar Rp 24 triliun, utang juga direfinance dengan bunga yang lebih murah, karena ini penting, kalau PLN-nya gak sehat bagaimana kita mendukung transformasi energi terbarukan," kata dia. (RAMA)