Dengan otomatisasi maka proses pengantongan menjadi lebih cepat dan tingkat keakuratan timbangan satu produk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, Rahmad meminta kepada seluruh tim logistik Pupuk Indonesia tetap menjaga, serta meningkatkan kinerja produksi guna menjamin pupuk untuk petani berkualitas terbaik.
“Ini memang cukup menantang apalagi saat musim hujan yang humidity (kelembabannya) tinggi, harus hati-hati dalam meng-handle ya, tolong dijaga kualitasnya,” beber dia.
Untuk menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Jawa Tengah dan DIY, Pupuk Indonesia memiliki 33 gudang lini III pupuk urea dan 40 gudang lini III pupuk NPK yang didukung oleh 210 jaringan distributor dan 5.055 kios pupuk lengkap (KPL) atau kios pengecer.
Pada tahun anggaran 2025, Pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton yang diperuntukkan kepada petani terdaftar pada rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang dikelola oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan).
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, alokasi tersebut terbagi menjadi urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Formula Khusus 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.