Selain itu, keberhasilan pemerintah meredam keresahan publik serta kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan dengan tetap menjaga disiplin fiskal turut menjadi nilai tambah dalam kepemimpinan ekonomi Indonesia.
“Indonesia dinilai resilien dan berpeluang besar mencapai pertumbuhan tinggi. Fundamental ekonomi yang kuat, disiplin fiskal yang konsisten dijaga, serta sektor swasta yang adaptif dan tangguh menjadi faktor kunci,” kata Purbaya.
Lebih lanjut, Purbaya menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga disiplin fiskal, dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap di bawah 3 persen dan rasio utang di bawah 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dia juga menyoroti peran swasta yang semakin diperkuat melalui belanja fiskal yang efektif, pemberian insentif usaha, serta percepatan deregulasi.
Purbaya menambahkan, basis uang (base money) tumbuh sekitar 13 persen secara tahunan (yoy) pada September 2025, antara lain karena penempatan Rp200 triliun dana negara berbunga rendah di bank-bank Himbara.