IDXChannel - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melalui pusat riset dan pengembangan (R&D) kembali melepas tiga bibit sawit unggul dengan berbagai pembaruan bernama DxP AAL Nirmala MRG, DxP AAL Lestari MRG, dan DxP AAL Sejahtera MRG.
Senior Vice President Research and Development Astra Agro Lestari Cahyo Wibowo mengatakan, ketiganya merupakan varietas yang toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang yang menjadi ancaman utama perkebunan kelapa sawit, atau kerap disebut penyakit Ganoderma.
Ketiga varietas baru tersebut melengkapi tiga varietas sebelumnya yang telah terbukti unggul dalam produktivitas.
“Penyakit Ganoderma sudah menyebar luas di beberapa wilayah seperti Sulawesi Barat dan Sumatera. Karena itu, kami berupaya mengembangkan varietas yang memiliki ketahanan moderat terhadap penyakit ini, disertai kultur teknis yang baik agar tetap menghasilkan produktivitas tinggi,” ujarnya di Pusat R&D AALI di Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis (30/10/2025).

Selain ketahanan terhadap penyakit, varietas terbaru ini juga dirancang untuk mencegah partenokarpi atau buah kempet, sehingga kualitas buah lebih terjaga.
"Dengan kombinasi produktivitas tinggi, ketahanan penyakit, dan efisiensi budi daya, AALI berharap varietas ini dapat menjadi solusi bagi industri sawit nasional dalam menghadapi tantangan global di masa depan," ujarnya.
Sebelumnya pada 2020, AALI juga merilis tiga varietas unggul kelapa sawit hasil pengembangan internal, yakni AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan peningkatan produktivitas tanpa perluasan lahan tanam.
Cahyo mengakui upaya menemukan berbagai solusi dan inovasi baru bukanlah perkara mudah. Tantangan seringkali dihadapi, terlebih ketika tujuannya untuk mendukung kepentingan nasional agar industri kelapa sawit dapat terus menjadi penopang penting perekonomian nasional.
Namun, kata dia, perseroan meyakini kunci utama keberhasilan riset dan pengembangan terletak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Atas dasar itu, perusahaan terus berinvestasi secara konsisten dalam peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM di seluruh lini organisasi.
“Investasi jangka panjang melalui riset menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan,” ujarnya.
Sejak 2013, pusat R&D Astra Agro telah melakukan riset hingga berhasil mengembangkan pupuk hayati Astra Efficient Microbe (Astemic), yang merupakan hasil pemanfaatan mikroba unggul dari kebun-kebun Astra Agro sendiri.
Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kesehatan tanah dan penyerapan hara, tapi juga lebih efisien dengan menurunkan ketergantungan pada pupuk anorganik hingga 25 persen. Pengurangan pupuk ini akan mampu menekan emisi carbon dan menjadi bukti nyata dalam penerapan prinsip pertanian berkelanjutan.
Melalui rencana kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), AALI berupaya melanjutkan inovasi ini agar menghasilkan formulasi pupuk hayati baru yang semakin efisien dan ramah lingkungan.
Salah satu fokus riset utama AALI adalah pengembangan biokontrol, sebagai solusi ramah lingkungan dalam pengelolaan hama dan penyakit tanaman, sekaligus mensukseskan program ketahanan pangan. Sebagai informasi, biokontrol memanfaatkan musuh alami, mikroba, atau produk turunannya untuk menekan populasi hama dan penyakit tanpa ketergantungan pada pestisida sintetis.
Sementara itu, Direktur Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian Ebi Rulianti menjelaskan, pupuk hayati dan varietas bibit-bibit unggul buatan AALI diharapkan dapat bermanfaat dalam menunjang dan memajukan industri kelapa sawit nasional.
“Pengaplikasian pupuk hayati sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak residu pupuk anorganik yang dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas tanah sebagai media tanam baik dari segi fisika, kimia maupun biologi tanahnya. Demikian juga pemanfaatan biokontrol dan benih unggul bermutu sangat diharapkan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu kelapa sawit dan olahannya,” katanya.
(Dhera Arizona)