Namun, harga energi telah tertekan dalam beberapa bulan terakhir akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Selain itu, negara-negara OPEC+ berencana memproduksi lebih banyak minyak.
BP berhasil membukukan laba di kuartal kedua berkat penurunan nilai yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, seiring revaluasi aset -- terutama yang berkaitan dengan gas alam cair (LNG) -- dan divestasi.
Sebaliknya, pesaingnya dari Prancis, TotalEnergies, dan grup AS, ExxonMobil dan Chevron, mencatat penurunan laba bersih yang signifikan pada kuartal kedua.
Pesaingnya dari Inggris, Shell, mencatat sedikit peningkatan laba setelah pajak untuk periode pelaporan terakhir. (Wahyu Dwi Anggoro)