Selain itu, Uber telah memangkas jumlah stafnya sebesar 17% pada awal pandemi pada pertengahan 2020 dan telah menerapkan pemotongan yang lebih kecil daripada saingan utama Lyft (LYFT.O) dalam beberapa bulan terakhir.
Baru-baru ini, PHK pada perusahaan ride-share juga terjadi. Raksasa ride-hailing asal Singapura, Grab Holdings akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.000 karyawan atau 11 persen dari total tenaga kerjanya. CEO Grab, Anthony Tan mengatakan, hal ini dilakukan untuk memastikan layanan lebih terjangkau dalam jangka panjang
Mengutip Reuters, dalam surat yang dikirim kepada karyawan pada Selasa (20/6/2023), Anthony Tan menyebut, PHK terbesar sejak dimulainya pandemi bukanlah jalan pintas menuju profitabilitas, namun reorganisasi strategis untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis.
Selain itu, Lyft di bawah CEO baru David Risher, memberhentikan sekitar 26% dari total tenaga kerjanya pada bulan April dan sekitar 700 karyawan akhir tahun lalu, karena berjuang untuk melindungi margin dalam perlombaan untuk merebut lebih banyak pangsa pasar dari saingan Uber yang lebih besar.
(SAN)