Namun menurutnya dampak kenaikan suku bunga acuan BI terhadap industri properti juga bergantung bagaimana perbankan merespon kenaikan suku bunga kreditnya. Sebab ketika suku bunga KPR tinggi maka konsumen akan punya pertimbangan lebih untuk membeli rumah baru.
Joko optimsis perbankan juga tidak terlalu agresif dan dalam waktu dekat untuk menaikan suku bunga kredit. Lantaran menurutnya dana pihak ketiga atau cost of fund yang saat ini dimiliki oleh perbankan milik negara masih relatif rendah.
"Saya masih yakin industri properti tidak terlalu terpengaruh, kalau ada koreksi itu kecil lah, ya mungkin hanya akan terkoreksi 2-3 persen lah. Dengan catatan bahwa bank-bank pemerintah yang menjadi trade center ini tidak serta merta menaikan suku bunga," pungkasnya.
(SAN)