Dia menyebut, Indonesia berhasil membuat impossible trinity atau trinitas yang tidak mungkin menjadi mungkin, yaitu trilema kebijakan di negara-negara emerging markets ini.
"Kami tentu saja menghadapi tumpahan dari global, juga mempertimbangkan kestabilan harga dan keuangan, tetapi kami juga mendukung pertumbuhan ekonomi," ungkap Perry.
Maka dari itu, kata dia, Indonesia tidak hanya bergantung pada suku bunga, tetapi juga bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. Bahkan, Indonesia pun tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh IMF.
"Kami tidak peduli terhadap apa yang dikatakan IMF, apa yang kami lakukan itu. Mereka bisa saja lebih pintar, tapi kami lebih 'berpengalaman'," pungkasnya.
(YNA)