"Dengan adanya KEK industri 4.0 bisa ditingkatkan lagi," katanya.
Sementara itu, terkait hak paten para peneliti yang nantinya bergabung dalam tim riset Bukit Algoritma, Bhima menilai, hal itu harus dijamin oleh pemerintah. Dimana, langkah itu ditempuh dengan proses pendaftaran hak paten secara cepat.
Jika hal itu dilakukan, maka akan menguntungkan para periset dan semakin banyak talent riset Indonesia yang berkembang.
"Data juga menyebutkan bahwa jumlah peneliti dibandingkan 1 juta populasi di Indonesia baru 216 orang, termasuk rendah karena kurangnya perlindungan terhadap paten dan insentif yang dibutuhkan. Sebagai perbandingan Malaysia memiliki 2.396 orang peneliti per 1 juta penduduk," tutur dia.
Di lain kesempatan, Direktur Utama AMKA Nikolas Agung menyebut, pembangunan proyek pada tahap pertama akan dilakukan selama tiga tahun ke depan, dengan nilai total diperkirakan 1 miliar euro atau setara Rp18 triliun.
Pembangunan ini diyakini mampu meningkatkan kualitas ekonomi 4.0, peningkatan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan development untuk menampung ide anak bangsa, serta meningkatkan sektor pariwisata di kawasan setempat.