“Di akhir pekan, sekitar 3.200 dari 4.300 stasiun layanan negara itu telah terhubung kembali ke sistem distribusi pusat,” kata pernyataan Perusahaan Distribusi Produk Minyak Nasional, yang dikutip oleh kantor berita negara IRNA.
“Stasiun lain juga menyediakan bahan bakar untuk pengendara, tetapi dengan harga yang tidak disubsidi yang membuatnya dua kali lebih mahal sekitar lima sen euro (USD0,06) per liter,” lanjut laporan IRNA.
Di Iran, di mana bensin mengalir bebas dengan harga terendah di dunia, pengendara membutuhkan kartu digital yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Kartu tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk mendapatkan sejumlah bensin bulanan dengan tarif bersubsidi dan, setelah kuota habis, untuk membeli lebih mahal dengan tarif pasar.
Sejak 2010, ketika program nuklir Iran terkena virus komputer Stuxnet, Iran dan musuh bebuyutannya Israel dan Amerika Serikat secara teratur saling menuduh melakukan serangan siber.
(IND)