Dalam pidatonya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak para pemimpin dunia memberikan kontribusi untuk memperbaiki iklim.
Mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga berada di Mesir dan mengatakan negara-negara tidak boleh lemah dan goyah dalam mengatasi perubahan iklim.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengatakan beralih ke energi terbarukan merupakan kewajiban bagi setiap negara dalam mengatasi bencana iklim. Sementara Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni mengatakan negaranya berkomitmen kuat untuk mengatasi perubahan iklim.
Xiye Bastida, seorang aktivis berusia 20 tahun yang berasal dari Meksiko, memberi masukkan kepada para pemimpin bahwa alam harus dilindungi.
Dia mengatakan kepada BBC News bahwa dia senang dengan kemajuan sejauh ini di Mesir, para pemimpin di dunia menggunakan kata-kata kerugian dan kerusakan dalam saat berdiskusi. Istilah-istilah tersebut merujuk pada bantuan dana sebagai suatu bentuk kompensasi atau reparasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap negara-negara berkembang yang tidak banyak menimbulkan masalah.
Tetapi Mikaela Loach, 24 tahun, dari Skotlandia, mengatakan dia khawatir para pemimpin tidak sepenuhnya berkomitmen pada aksi iklim yang memprioritaskan keadilan atau hak asasi manusia.
"Tidak semua solusi iklim baik untuk manusia. Ini bukan hanya tentang pengurangan emisi, kita harus membingkai semua pekerjaan kita tentang manusia dan dunia yang kita ciptakan," ungkapnya. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro