Menurut Indah, riset yang dilakukannya memperlihatkan dinamika yang kompleks antara ritel online dan offline, yang mengungkapkan bahwa keduanya tidak hanya bertahan, namun juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam.
Riset Populix membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadinya pandemi.
Karena faktor kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial, sebanyak 54 persen dari total responden yang aktif berbelanja online dan offline lebih memilih melakukan aktivitas belanja online selama pandemi berlangsung. Setelah pandemi berakhir, 49 persen di antaranya juga masih lebih sering melakukan aktivitas belanja online.
Berbeda dari persentase aktivitas belanja online yang mengalami sedikit penurunan, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir mengalami kenaikan hingga lebih dari dua kali lipat.
"Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar berbelanja offline," tutur Indah.