IDXChannel - Maskapai penerbangan Qantas mencatatkan kerugian tahunan lebih dari USD1 miliar. Hal ini terjadi setelah perusahaan asal Australia itu melewati musim yang berat akibat dampak pandemi Covid-19 pada industri perjalanan.
Mengutip program Power Breakfast IDX Channel, Jumat (27/8/2021), berdasarkan data keuangan, maskapai tersebut melaporkan kerugian sebelum pajak mencapai USD1,33 miliar selama 12 bulan terakhir. Jumlah ini meningkat USD1,7 miliar jika termasuk biaya satu kali pembayaran redundansi dan pesawat mothbailing.
CEO Qantas, Alan Joyce memperkirakan, pendapatan perusahaan akan terpuruk lebih dari USD14,5 miliar pada akhir 2021. Bahkan, kerugian sebelum pajak sebesar USD2 miliar, hampir diperoleh Qantas pada laporan keuangan tahun sebelumnya.
"Kerugian ini menunjukkan dampak setahun penuh penutupan perbatasan internasional dan lebih dari 330 hari pembatasan perjalanan domestik terhadap maskapai nasional," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (27/8/2021).
Adapun, manajemen mengungkapkan bahwa periode perbatasan terbuka di Negeri Kangguru itu pada awal 2021, secara singkat telah meningkatkan pendapatan perusahaan.