Adapun kewajiban pembayaran utang atau liabilitas perseroan juga membengkak 4,47% menjadi USD13,30 miliar atau setara Rp189,81 triliun, dibandingkan tahun 2020 sebanyak USD12,73 miliar atau Rp181,68 triliun.
Sedangkan defisit modal atau ekuitas GIAA juga bertambah dari semula USD1,94 miliar, menjadi USD6,11 miliar atau Rp87,18 triliun. Akhir 2021, perseroan mengantongi kas dan setara kas sebesar USD54,42 juta atau setara Rp776,55 miliar. Posisi itu lebih rendah dibandingkan tahun 2020 sebesar USD199,13 juta atau Rp2,84 triliun.
(SAN)