Penjualan yang diumumkan akan menurunkan cadangan menjadi sekitar 345 juta barel. "Biden memuat barel SPR di depan untuk menghindari lonjakan harga bahan bakar pada musim panas," papar Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.
Dia menambahkan, "Ada kekhawatiran yang berkembang di antara pemerintahan Biden bahwa harga gas akan kembali ke USD4 per galon dan presiden takut akan panas politik yang harus dia ambil."
Pelepasan cadangan minyak terbaru datang setelah Rusia meluncurkan rencana mengekang produksi minyak sebesar 500 ribu barel per hari, atau sekitar 5 persen bulan depan sebagai pembalasan atas sanksi Barat. Banyak analis melihat langkah otoritas AS sebagai langkah mengimbangi pengurangan produksi Moskow.
AS berusaha membeli kembali minyak untuk cadangan darurat setelah harga stabil di sekitar USD70 per barel.
Namun, harga minyak mentah WTI melonjak hingga hampir USD80 per barel setelah pengumuman Rusia. Sejumlah ekonom juga percaya UE telah meremehkan pentingnya pengurangan produksi Rusia, yang terjadi pada saat pemulihan ekonomi yang cepat dan meningkatnya permintaan energi di China.
(DKH)