IDXChannel - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney memperkirakan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Jateng) naik lima kali lipat berkat pembukaan rute penerbangan langsung Thailand-Yogyakarta.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, mengatakan saat ini angka pengunjung Borobudur mencapai 1,4 juta, di mana 10 persen di antaranya adalah wisatawan internasional. Jumlah ini diyakini bakal naik jika rute penerbangan Thailand-Yogyakarta dibuka.
"Dengan jumlah yang sangat potensial ini dan dengan dibukanya konektivitas udara antara Thailand via Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) ditargetkan terdapat kenaikan kunjungan dari wisatawan mancanegara sebesar lima kali lipat ke depannya," ujar Maya, Jumat (20/9/2024).
Maya memastikan, pihaknya terus memperkuat posisi Borobudur sebagai destinasi kelas dunia. Berbagai strategi pun ditempuh InJourney, salah satunya meningkatkan konektivitas internasional.
Sebelumnya, InJourney resmi menyepakati kerja sama dengan maskapai Thai Airways. Kemitraan ini memungkinkan adanya penerbangan langsung dari Bangkok ke Yogyakarta.
“Hal ini akan membuka akses lebih luas bagi wisatawan internasional, khususnya dari Asia Tenggara, untuk datang dan menikmati keajaiban Borobudur,” kata dia.
Tak hanya itu, InJourney juga melakukan masterplan atau penataan ulang kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Jateng).
Maya Watono menjabarkan, revitalisasi kawasan Borobudur menggunakan empat pilar, yakni spiritual, konservasi, pendidikan, dan pariwisata.
“Penataan ulang Borobudur bukan hanya tentang memperbaiki secara fisik, namun juga tentang memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kami berkomitmen untuk menjaga Borobudur agar tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman,” kata dia.
Pada pilar spiritual dilakukan penataan ruang, fasilitas dan pengembangan kegiatan spiritual. Untuk pilar ini, InJourney melakukan revitalisasi ruang terbuka hijau dan lansekap sebagai outdoor venue untuk kegiatan studi spiritual.
Dilakukan pula revitalisasi untuk fasilitas pendukungnya. Pilar konservasi dilakukan dengan preservasi situs warisan budaya dan revitalisasi ruang terbuka hijau, lanskap untuk fungsi penyangga pelestarian situs dan melakukan pengaturan alur kunjungan wisatawan dan kuota naik ke candi.