Menurut Menparekraf, pergerakan Winus ini akan menjadi andalan dalam pemulihan sektor pariwisata nasional tahun 2022 dengan target 260 juta – 280 juta pergerakan. Diperkirakan, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional 2022 akan mencapai 4,3%. Sedikit lebih tinggi dari perkiraan capaian tahun 2021 yaitu sebesar 4,2%.
Selain itu, dari sisi nilai tambah ekonomi kreatif ditargetkan tahun 2022 dapat mencapai 1.236 Triliun. Untuk nilai ekspor produk kreatif ditargetkan mencapai USD 21,28 Miliar. Sedikit lebih baik dari perkiraan capaian tahun 2021 sebesar USD 20,48 Miliar.
“Dampak dari pertumbuhan itu tentunya akan memperluas jumlah lapangan kerja pada sektor parekraf. Tahun 2022 ini kita menargetkan akan tercipta 400 ribu lapangan kerja baru yang berkualitas di sektor pariwisata. Sementara di ekonomi kreatif akan tumbuh lebih dari 600-700 ribu lapangan kerja yang ditopang oleh sektor unggulan yakni kuliner, kriya, dan fashion,” ungkapnya.
Menurut Menparekraf, jika dilihat sisi positifnya, pandemi justru mempercepat perubahan paradigma pembangunan pariwisata dari Quantity Tourism menjadi Quality and sustainable Tourism sebagaimana arahan Presiden pada tahun 2019.
“Kita menekankan kepada prinsip sustainable tourism yang bergantung pada apa yang kita tawarkan kepada para wisatawan sesuai tren pariwisata kedepan yaitu more personalized, customized, localized dan smaller in size,” jelasnya.
Salah satu variabel penting dalam quality tourism adalah penyediaan infrastruktur pariwisata yang memadai. Wisatawan tentu akan membelanjakan dananya (spending) lebih besar untuk suatu destinasi yang berkualitas, baik dari segi 3A (atraksi, akses dan amenitas) maupun infrastruktur pendukungnya.