IDXChannel - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan ekonomi kreatif (Ekraf) merupakan salah satu sektor yang paling ideal untuk terus dikembangkan.
Menurut Sandiaga, ekraf merupakan sektor yang ideal dan tidak akan tergerus oleh zaman. Untuk itu dengan dibantu digitalisas bakal mendukung kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.
"Karena sumber daya utamanya adalah kreativitas yang bersifat orisinal, unik, dan terbarukan yang dimiliki oleh masing-masing individu," katanya dalam keterangan resminya saat menghadiri acara pelatihan ekonomi kreatif 'Ekonomi Mandiri' di D’Pathi Coffe, Kota Jambi, Minggu 4 September 2022.
Sandiaga mengapresiasi penyelenggaraan acara pelatihan yang secara khusus mengangkat tema "Pelatihan Pembuatan Body Lotion dan Body Scrub". Kegiatan tersebut secara khusus memberikan pelatihan pembuatan body lotion dan body scrub dengan limbah ampas kopi.
Indonesia, kata Sandiaga, memiliki banyak sumber daya yang dapat dikembangkan menjadi produk ekonomi kreatif. Termasuk kopi, di mana ampasnya dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku untuk sebuah produk, yaitu body scrub.
Kemudian untuk kandungan polifenol pada kopi, juga dapat menurunkan hiperpigmentasi pada kulit yang membuat kulit tampak lebih bersih dan sehat alami.
Body scrub sendiri masuk ke dalam perawatan tubuh (kecantikan) yang merupakan bagian dari wellness tourism, yang memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia.
Wellness Tourism sendiri banyak diminati karena memiliki konsep yang dapat menyeimbangkan antara tubuh, pikiran dan jiwa, serta mampu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.
"Pengembangan Wellness Tourism tidak hanya untuk melestarikan budaya, tapi juga dapat menciptakan lapangan kerja yang berkualitas," terangnya.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen dan ditargetkan menembus kontribusi sebesar 65 persen pada tahun 2024.
UMKM memiliki kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada dan mampu menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi di Indonesia.