IDXChannel - Pasar bahan bakar Amerika Serikat (AS) berhasil menjaga kestabilan setelah dikeluarkannya sanksi Barat terhadap minyak mentah Rusia pada Desember. Dampak dari pembatasan baru yang berlaku mulai hari Minggu kemarin mungkin lebih berat dari yang sebelumnya.
Pembatasan baru tersebut menargetkan sebagian besar produk minyak sulingan Rusia. Hal ini dapat membuat hilangnya pasokan dari pasar.
Ketidakpastian sekecil apa pun dapat meningkatkan harga solar dan bahan bakar lain. Harga bahan bakar melambung tinggi sejak Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina tahun lalu.
Sanksi baru menghantam pasar bahan bakar AS yang tetap ketat setelah harga meroket tahun lalu. Turunnya aktivitas penyulingan selama pandemi membatasi produksi. Sementara itu, badai musim dingin membatasi produksi nasional dan membuat stok berada jauh di bawah rata-rata historis. Jadwal pemeliharaan yang lebih lama dari biasanya dalam beberapa bulan mendatang juga kemungkinan memperlambat pengoperasian kilang.
“Kami mendapat pukulan yang sangat besar,” kata Harvey Kane, manajer operasi Ace Trucking Services seperti dilansir Wall Street Journal pada Senin (6/2/2023).
Ace Trucking Services mengelola sekitar 200 truk. Perusahaan transportasi AS tersebut baru saja mulai pulih dari lonjakan harga bahan bakar tahun lalu.
Wall Street percaya sanksi baru akan memberikan momentum tambahan untuk margin keuntungan produsen bahan bakar. Itu juga berarti tekanan lanjutan pada perusahaan seperti Ace Trucking Services.
Sebelum dikeluarkannya sanksi baru kepada Rusia oleh barat, pelaku usaha di Eropa telah menimbun bahan bakar Rusia. Hal tersebut diharapkan mengurangi kejutan langsung terhadap pasokan.
Analis memperkirakan kendala pengiriman akan membatasi produksi bahan bakar Rusia. Pertanyaan bagi konsumen AS adalah, apa yang akan terjadi setelah stok Eropa menipis?
(WHY)