sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sawit Masih Jadi Penopang Utama Ekonomi Sumatera Utara hingga Akhir 2021

Economics editor Wahyudi Aulia Siregar
15/12/2021 13:15 WIB
Industri kelapa sawit masih menjadi penopang utama perekonomian di Sumatera Utara. Kondisi itu akan terjadi setidaknya hingga akhir tahun 2021 ini. 
Sawit Masih Jadi Penopang Utama Ekonomi Sumatera Utara hingga Akhir 2021
Sawit Masih Jadi Penopang Utama Ekonomi Sumatera Utara hingga Akhir 2021

IDXChannel - Industri kelapa sawit masih menjadi penopang utama perekonomian di Sumatera Utara. Kondisi itu akan terjadi setidaknya hingga akhir tahun 2021 ini. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo, mengatakan harga komoditi kelapa sawit yang bertahan tinggi saat ini telah mendorong peningkatan pendapatan petani kelapa sawit dan pelaku industri turunan kelapa sawit. 

Selain kelapa sawit, komoditi perkebunan lain juga ikut menopang laju perekonomian hingga kuartal akhir 2021 ini. Seperti komoditi karet dan kopi.

"Sektor pertanian masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kita. Utamanya kelapa sawit yang harganya bertahan tinggi hingga saat ini," kata Soekowardojo, Rabu (15/12/2021).

Namun untuk jangka panjang, kata Soekowardojo, pemerintah daerah di Sumatera Utara tak lagi boleh bergantung pada industri kelapa sawit. Pemerintah daerah harus mulai mempersiapkan sektor pertanian menghadapi ekonomi hijau (green economy), sehingga tetap bisa diterima negara-negara maju. 

“Green economy ini nantinya akan mensyaratkan sejumlah hal, dari cara pengelolaan lahan pertanian hingga proses produksinya. Dan ini harus bisa dijawab, dan harus mulai disiapkan dari sekarang,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Divisi Kelompok Perumusan KEKDA  Provinsi Sumut, Agustinus Fajar Setiawan mengatakan, kontribusi positif yang ditunjukkan sektor pertanian juga tergambar dari data Nilai Tukar Petani (NTP) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada November yang mencapai 125,7. Ini menunjukkan petani mengalami surplus.

“Tetapi yang perlu kita cermati, tingginya NTP itu merupakan hasil subsidi silang. Dimana NTP sektor perkebunan menjadi pendorong utama tingginya NTP,” kata Agustinus. 

Karena itu kata Agustinus, pemerintah diminta untuk memberi perhatian untuk sektor pertanian diluar perkebunan terutama sektor pertanian yang berkaitan dengan kebutuhan pangan. 

“Produksi padi kita secara nasional di tahun ini turun dibandingkan tahun lalu turun. Ini perlu kita cermati, karena nanti akan berkaitan dengan inflasi di tahun 2022,” kata Agustinus. 

Sebelumnya, BPS menyebutkan perekonomian Sumut di triwulan III tumbuh sebesar 3,67%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di Triwulan II-2021 yang mencapai 4,95%. Dan perekonomian Sumut ini ditopang sektor pertanian.

(NDA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement