sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sejarah Freeport di Indonesia, Potensi Ditemukan Pertama Kali oleh Belanda

Economics editor Kurnia Nadya
12/12/2022 14:15 WIB
Potensi pertambangan di situs Freeport pertama kali ditemukan oleh geolog Belanda.
Sejarah Freeport di Indonesia, Potensi Ditemukan Pertama Kali oleh Belanda. (Foto: MNC Media)
Sejarah Freeport di Indonesia, Potensi Ditemukan Pertama Kali oleh Belanda. (Foto: MNC Media)

Pada 1991, Freeport menandatangani Kontrak Karya II untuk memperbarui KK I, sehingga perusahaan mendapatkan jangka waktu operasi selama 30 tahun lagi, dengan hak perpanjangan sampai dengan 2x10 tahun. 

Freeport juga membangun kota baru untuk mendukung operasi produksi di dataran rendah. Kota yang berisikan fasilitas dan sarana prasana pertambangan itu dinamai Kuala Kencana. 

Secara keseluruhan, situs Grasberg memiliki lima operasi pertambangan, yakni Grasberg open pit, Grasberg Block Cave underground mine, Deep Ore Zone underground mine, Deep Mill Level Zone underground mine, dan Big Gossan underground mine. 

Pada akhir 2020, Grasberg terbukti memiliki potensi tembaga sebanyak 15,1 juta ton, 28,3 juta ons emas, dan 130,6 juta ton perak. 

Kini, kepemilikan Freeport terbagi antara pemerintah Indonesia dengan Freeport-McMoRan, dengan kepemilikan saham 51% untuk pemerintah Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Indonesia Papua Metal & Mineral. 

PT Freeport Indonesia kini berbentuk joint venture dan masuk dalam MIND ID, holding perusahaan pertambangan milik pemerintah Indonesia. 

Demikianlah ulasan singkat mengenai sejarah Freeport di Indonesia. Jika dulu Freeport masih seluruhnya milik perusahaan Amerika, maka kini Indonesia menguasi 51% saham milik Freeport. (NKK)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement