- Ketidakpastian Kondisi Pasar
Meskipun kebutuhan akan tempat tinggal baik rumah atau apartemen terus meningkat tapi bukan jaminan bahwa produk properti pasti terjual. Hal ini karena daya beli terhadap properti dipengaruhi oleh faktor ekonomi masyarakat, faktor pajak dan kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.
Pada industri properti memang ada siklus naik dan turun dan ini harus diketahui oleh pebisnis properti untuk mengurangi resiko investasi properti yang dilakukan. Dan disaat kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini maka banyak investasi yang menurun pertumbuhannnya termasuk invetasi di properti.
- Tidak Liquid
Properti juga bukan merupakan investasi yang mudah liquid. Maksudnya adalah jika kita mau menjual properti maka memerlukan waktu yang tidak menentu, bisa cepat atau lama untuk terjual. Jadi membutuhkan waktu untuk kita menjadi properti itu uang cash, bahkan ditengah situasi ekonomi lesu dibutuhkan waktu lebih panjang dalam menjual properti.
Ini juga yang menjadi pembeda investasi di properti dengan investasi emas atau saham yang sangat liquid, oleh karenanya investasi tersebut banyak dijual di platform-platform investasi online. Karena saat ini investor lebih condong ke investasi yang liquid.
- Beban Perawatan
Hal lain yang harus diperhatikan sebagai resiko investasi properti adalah bahwa beban perawatan merupakan tanggung jawab pemilik properti. Beban perawatan itu misalnya pengecatan tembok, kebocoran atap atau kamar mandi, keretakan tembok, pemotongan rumput dan lain sebagainya.