"Memang gampang mencari pupuknya, tetapi mahal yang awal misalnya Rp75 ribu per kg, sekarang rata-rata bisa sampai Rp300 ribu," kata Hananto.
"Ini akan berdampak pada cost produksi tani. Pada 2022 bisa 3 kali lipat harganya (produksi). Selain ada pencabutan subsidi pupuk juga ada kemarau basah," sambungnya.
Di samping itu, pada 2023, pemerintah memasang target lebih tinggi untuk mengambil cukai hasil tembakau. Bahkan kenaikannya mencapai 11,6% menjadi Rp245,45 triliun dari sebelumnya.
"Kalau ditanya beban ya beban, karena belum lagi angka itu kira-kira hampir 10% dari target APBN 2023. Kalau memang sektor ini masih memberikan kontribusi fiskal, kami berharap untuk pemerintah memberikan perlindungan, bisa memberikan ruang tumbuh," pungkas Hananto.
(FAY)