IDXChannel - Sejumlah perusahaan e-commerce dan jasa ride hailing mencatatkan kenaikan biaya jasa atau take-rate dalam tiga tahun terakhir.
Biaya jasa aplikasi biasanya tercantum dalam tagihan penggunaan aplikasi.
Take-rate sendiri adalah biaya potongan yang dikenakan platform aplikasi dalam setiap transaksi.
Melansir laporan DealstreetAsia, dikutip Jumat (7/6/2024), sejumlah platform e-commerce kenamaan di wilayah Asia Tenggara secara bertahap menaikkan biaya jasa aplikasi sejak Covid-19.
Tuntutan dalam mencapai profitabilitas yang lebih tinggi mendorong percepatan tren kenaikan biaya jasa aplikasi ini untuk memaksimalkan pendapatan riil, dibandingkan hanya meningkatkan nilai Gross Merchandise Value (GMV).
Data DealstreetAsia mencatat, biaya jasa aplikasi sejumlah platform e-commerce dan jasa ride hailing terus naik dari tahun ke tahun sejak 2021 hingga 2023. Menurut data tersebut, Gojek mematok tarif biaya jasa paling besar di antara aplikasi lainnya. (Lihat grafik di bawah ini.)
Berjuang Profit
Sejumlah perusahaan e-commerce masih berjuang untuk profit alias meraih keuntungan dalam beberapa tahun sejak beroperasi.
Dilaporkan sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan rugi bersih tercatat mencapai Rp90,5 triliun pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai tersebut membengkak hingga 123 persen dibandingkan setahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp40,41 triliun.
Kenaikan rugi bersih GOTO ini disebabkan oleh penurunan nilai aset goodwill sebesar Rp78,8 triliun. Ini akibat hilangnya posisi GoTo sebagai pengendali atas Tokopedia imbas 75,01 persen sahamnya diambil TikTok per 1 Februari 2024.
Tak hanya GOTO, platform e-commerce berbasis Singapura Shopee di bawah naungan Sea Ltd juga bergantung pada pendapatan dari segmen biaya jasa.
Biaya aplikasi di Shopee juga mewakili biaya yang dibebankan oleh platform kepada penjualnya, termasuk komisi, biaya transaksi, biaya layanan, dan layanan bernilai tambah lainnya (misalnya, logistik) yang disediakan oleh platform.
Di segmen e-commerce, GMV Sea Ltd tercatat mencapai USD23,6 miliar pada kuartal I-2024, meningkat sebesar 36,3 persen dibandingkan tahun lalu.
Pendapatan pasar inti, sebagian besar terdiri dari biaya berbasis transaksi dan pendapatan iklan, naik 47,0 persen yoy menjadi USD1,7 miliar. Sementara pendapatan jasa bernilai tambah, terutama terdiri dari pendapatan terkait jasa logistik, naik 7,9 persen YoY menjadi USD722,5 juta.
Cube Asia pada pertengahan Februari lalu menulis tingkat biaya aplikasi yang lebih tinggi menghasilkan peningkatan pendapatan bagi platform, yang secara langsung berdampak pada profitabilitasnya.
“Dalam jangka panjang, terdapat tren kenaikan yang konsisten pada tingkat penerimaan di seluruh platform e-commerce besar, termasuk Shopee,” tulis Cube Asia dikutip Jumat (7/6).