Koordinasi di Emergency Operation Center akan melibatkan personel dari seluruh stakeholder yang berkolaborasi di dalam tim khusus yakni Safety Issue Team dan Safety Action Group.
“Pembentukan Safety Action Group melibatkan antara lain stakeholder di bandara seperti maskapai dan instansi terkait yakni pemerintah daerah, BNPB, SAR dan lain sebagainya untuk membahas tindakan langsung terkait penanganan keadaan darurat,” jelas Cin Asmoro.
Di Bandara Soekarno-Hatta (Banten), tim Emergency Operation Center menyatu dengan gedung Airport Operation Control Center (AOCC), serta diperkuat diperkuat Mobile Command Post (MCP) sebagai pos komando bergerak guna merespons cepat suatu keadaan darurat.
“Mobile Command Post adalah bus berukuran besar dengan 10 roda. Kendaraan tersebut bisa bertransformasi menjadi suatu pos komando di mana badan bus dapat dilebarkan agar ruangan di dalam lebih luas. MCP dilengkapi dengan berbagai perangkat teknologi dan komunikasi terkini sebagai pusat komando, komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan di lapangan ketika terjadi keadaan darurat,” ujar Cin Asmoro.
Cin Asmoro menambahkan secara berkala AP II pun melakukan pengecekan terhadap keandalan infrastruktur dan fasilitas di sisi udara.