Sistem OSS Berbasis Risiko Mampu Dongkrak Realisasi Investasi hingga 16,2 PersenÂ

IDXChannel - Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Yuliot menyebutkan melalui penerapan Online Single Submussion (OSS) berbasis risiko mendukung percepatan realisasi investasi di Indonesia, dimana terjadi pertumbuhan hingga 16,2% .
Yulio mengatakan, pada tahun 2020 yang lalu yang mana awal terjadinya pandemi covid 19, realisasi investasi Indonesia mencapai Rp210,7 triliun pada triwulan I, jumlah tersebut pun mengalami penurunan pada triwulan II menjadi Rp161,9 trilun.
Kemudian Yuliot membandingkan dengan realisasi investasi pada triwulan II tahun 2021 ini yang realisasi investasinya bertumbuh 16,2% atau setara Rp223 triliun.
"Tentu ini merupakan gambaran bahwa dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah terhadap perbaikan-perbaikan yang sangat struktural memberikan optimisme kepada investor, baik investor dalam negeri untuk melakukan investasi di Indonesia,” ujarnya pada Market Review IDXChanel, Selasa (14/9/2021).
Menurutnya dengan pemerintah meluncurkan sistem OSS berbasis risiko ini menjadikan para investor dari luar negeri ataupun dalam negeri dapat memberikan jaminan kemudahan dalam berinvestasi.
"Perbaikan fundalmental terhadap prosedur dan juga yang terkait infrastruktur ekonomi dan investasi akan membuat kepercayaan investor untuk melakukan kegiatan investasi di Indoenesia semakin meningkat,” sambungnya.
Yuliot memaparkan dari sisi Penanaman Modal Dalam Neger (PMDN) saat ini terjadi peningkatan 3,5%, sementera untuk Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat 16,8%.
"Berarti dua-duanya baik investor dalam rangka PMDN dan dalam rangka PMA sudah sangat konfiden untuk melakukan kegiatan investasi di Indonesia,” tambahnnya.
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM menyebutkan setidaknya ada 3 permasalahan investasi di Indonesia, Pertama regulasi, kedua perizinan berusaha, dan ketiga masalah pertanahan.
(IND)