"Meski pandemi Covid-19 sudah berakhir, dampaknya terhadap kinerja dan operasional hulu migas masih dirasakan," imbuh Hudi.
Hudi menambahkan bahwa beberapa lapangan yang menjadi kontributor produksi cukup signifikan memiliki fasiliitas yang sudah tua. Misalnya, fasilitas di PHE ONWJ yang sudah ada sejak 1966 dan terus digunakan hingga saat ini, atau sudah berusia sekitar 58 tahun.
Untuk itu, hudi menjelaskan bahwa SKK Migas dan KKKS melakukan upaya terbaik agar fasilitas yang sudah tua tersebut dapat beroperasi secara maksimal.
"Sekarang ini, untuk lapangan dengan fasilitas yang sudah tua, bicaranya tidak lagi kemampuan produksi maupun apakah produksinya bisa ditingkatkan, tetapi bagaimana menjaga agar tidak terjadi unplanned shutdown karena jika terjadi kebocoran dampaknya adalah produksi,” pungkasnya.
(NIA)