Ketua HIPMI periode 2016-2019 itu mengungkapkan alasan pembangunan smelter untuk tembaga milik Freeport Indonesia di Gresik pembiayaannya dikuasai pihak asing. Sebab, tidak banyak pengusaha Indonesia yang memiliki smelter.
"IUP itu izin pertambangan sebagian besar punya orang Indonesia. Tapi untuk smelter sedikit yang punya Indonesia. Karena pertama memang perbankan kita yang belum terlalu penuh bersungguh-sungguh membiayai pembangunan smelter," tuturnya.
Alasan lainnya kenapa smelter banyak dimiliki pihak asing adalah karena bank-nya itu bank asing, yang equity-nya hanya 10% dan mereka memiliki teknologi yang dibutuhkan.
"Artinya, mereka bangun smelter di Indonesia dan yang mengambil bahan baku adalah orang asing, sehingga terjadi kolaborasi," jelas dia. (NIA)