“Vaksin gotong royong kita lihat harusnya masih bisa lebih cepat, karena swasta harusnya lebih cepat dari pemerintah untuk bisa mengakselerasi cakupan vaksinasi ini,” ungkap Budi.
Mantan Wamen BUMN ini menambahkan, vaksiniasi gotong royong ini juga tidak menggunakan APBN dan program ini anggarannya benar-benar bersumber dari BUMN dan perusahaan swasta.
“Jadi tidak ada keterlibat negara dari sisi anggaran,” tegasnya.
Meneks Budi Gunawan juga menambahkan, vaksin gotong royong ini juga merupakan opsi dan bukan keharusan. Sehingga, semua rakyat tetap bisa mendapatkan akses ke program vaksinasi gratis. Untuk vaksin gotong royong ini ditetapkan bahwa hanya menggunakan merek Sinopharm dan Cansino, sehingga tidak akan berbenturan dengan program vaksin gratis dari pemerintah.
“Dan diskusinya waktu itu juga disampaikan bahwa karena ini biayanya ditanggung individu, ini dapat dapat meringakan beban APBN,” tutupnya. (NDA)