sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sempat Untung dari Vaksin Covid-19, Intip Keuangan dan Saham AstraZeneca di 2024

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
03/05/2024 13:01 WIB
Produsen vaksin virus Covid-19 AstraZeneca Plc mengakui, vaksin yang mereka produksi secara umum dapat menyebabkan efek samping yang sangat jarang terjadi.
Sempat Untung dari Vaksin Covid-19, Intip Keuangan dan Saham AstraZeneca di 2024. (Foto: AstraZeneca)
Sempat Untung dari Vaksin Covid-19, Intip Keuangan dan Saham AstraZeneca di 2024. (Foto: AstraZeneca)

IDXChannel - Produsen vaksin virus Covid-19 berbasis Inggris, AstraZeneca Plc, mengakui secara publik bahwa vaksin yang mereka produksi secara umum dapat menyebabkan efek samping yang sangat jarang terjadi.

Melansir BBC Indonesia (2/4/2024), hal itu mereka utarakan melalui dokumen pengadilan dalam kasus gugatan perwakilan kelompok (class action) yang dilayangkan oleh 51 korban di Inggris.

Pengacara yang mendampingi salah satu korban yakni seorang ayah yang mengalami kerusakan otak setelah divaksin menggunakan AstraZeneca, mengatakan bahwa pernyataan tersebut menunjukkan AstraZeneca telah mengubah pendirian hukumnya “secara signifikan”.

Sejumlah penggugat mengeklaim mereka telah kehilangan keluarga dan kerabat mereka akibat efek samping ini. Dalam kasus-kasus lainnya, vaksin ini dituduh menyebabkan cedera serius.

Vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca disebut memiliki efek samping bisa memicu kondisi langka thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS). Sindrom ini adalah suatu kondisi yang sangat langka yang ditandai dengan pembentukan bekuan darah (trombosis) dan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia).

Cuan Dari Wabah Covid-19

AstraZeneca plc adalah perusahaan farmasi terkemuka di dunia yang memperoleh keuntungan signifikan dari adanya wabah pandemi Covid-19 pada 2020.

Perusahaan multinasional ini berkantor pusat di London, Inggris. AstraZeneca berfokus pada produk untuk bidang penyakit utama yakni kanker, kardiovaskular, pencernaan, infeksi, ilmu saraf, pernapasan, dan peradangan.

Sejak dimulainya proyek pengembangan vaksin Covid-19, AstraZeneca telah melaporkan total pendapatan sebesar UAD37,42 miliar termasuk pendapatan vaksin Covid-19 sebesar USD4 miliar yang dikembangkan melalui kemitraan dengan universitas Oxford untuk tahun fiskal 2021.

Perolehan ini mewakili pertumbuhan sebesar 41 persen dari USD26,62 miliar di banding periode yang sama 2020.

Setahun kemudian, AstraZeneca melaporkan rekor pendapatan pada 2022 sebesar USD44,351 miliar, meningkat 18,53 persen dari 2021. Nilai ini termasuk USD1,8 miliar dari vaksin Covid-19 dan penjualan dari akuisisi perusahaan penyakit langka Alexion senilai USD39 miliar.

Hingga kuartal-IV 2023, AstraZeneca melaporkan total pendapatan sebesar USD45,81 miliar, naik 6 persen meskipun terjadi penurunan sebesar USD3,74 miliar pendapatan dari penjualan obat-obatan terkait Covid-19.

Jika tidak termasuk pendapatan dari obat-obatan Covid-19, maka pendapatan AstraZeneca meningkat 15 persen dan penjualan produk meningkat 14 persen.

Meskipun terjadi penurunan penjualan obat-obatan Covid-19, total pendapatan perusahaan untuk setahun penuh 2023 tumbuh sebesar 6 persen menjadi USD45,81 miliar, naik dari USD44,35 miliar pada tahun fiskal 2022.

Tidak termasuk obat-obatan Covid-19, AstraZeneca mengalami peningkatan total pendapatan sebesar 15 persen.

Perusahaan mengalami pertumbuhan pendapatan di bidang onkologi, dengan pendapatan meningkat sebesar 21 persen, kardiovaskular, ginjal, dan metabolisme (meningkat 18 persen), pernapasan dan imunologi (meningkat 10 persen) dan penyakit langka (meningkat 12 persen).

Sepanjang 2023, pendapatan di bidang onkologi berjumlah lebih dari USD17 miliar. (Lihat grafik di bawah ini.)

AstraZeneca melaporkan peningkatan laba setelah pemotongan pajak yang signifikan sebesar 81 persen, mencapai USD5,96 miliar untuk tahun fiskal (FY) 2023 dari USD3,29 miliar pada tahun sebelumnya.

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement