IDXChannel - Cengkeraman dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang global yang dominan mulai melonggar. Hal itu diungkap ekonom top lembaga pemeringkat kredit S&P Global, Paul Gruenwald.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (12/7/2023), sanksi ekonomi yang agresif terhadap Rusia, termasuk pembekuan cadangan devisa senilai ratusan miliar dolar, membuat banyak negara mulai melakukan perdagangan dalam mata uang selain dolar serta mengamankan cadangan emas mereka.
"Dolar tidak memiliki daya tarik seperti dulu," kata kepala ekonom S&P dalam konferensi yang diselenggarakan oleh perusahaan pemeringkat tersebut di London.
"Ada fragmentasi yang terjadi di beberapa bagian," lanjutnya.
Gruenwald menunjukkan bukti banyak negara sekarang menghindari dolar: Dia mencatat peningkatan perdagangan yang dilakukan dalam yuan China dan pembiayaan murah yang ditawarkan oleh bank pembangunan yang berkantor pusat di China seperti Bank Investasi Infrastruktur Asia dan Bank Pembangunan Baru.