sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

SPBU Swasta Kompak Tak Lanjutkan Pembelian BBM Impor dari Pertamina

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
01/10/2025 17:11 WIB
Seluruh operator SPBU swasta kompak menolak impor base fuel atau BBM tambahan lewat PT Pertamina Patra Niaga.
SPBU Swasta Kompak Tak Lanjutkan Pembelian BBM Impor dari Pertamina. (Foto Istimewa)
SPBU Swasta Kompak Tak Lanjutkan Pembelian BBM Impor dari Pertamina. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Seluruh operator SPBU swasta kompak menolak pembelian base fuel atau BBM impor tambahan lewat PT Pertamina Patra Niaga. Alasannya, berkaitan dengan isi konten atau base fuel yang kurang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.

Wakil Direktur Utama PT Patra Niaga Achmad Muchtasyar mengatakan, pihaknya telah melakukan negosiasi dengan para operator SPBU swasta, baik itu PT Aneka Petroindo Raya (APR) atau BP-AKR Fuels Retail, PT Vivo Energy Indonesia, PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Shell Indonesia.

Hasilnya, ada dua SPBU swasta yang berkenan melakukan pembelian base fuel dari Pertamina yaitu PT Vivo Energy Indonesia dan PT Aneka Petroindo Raya (APR). Keduanya sepakat untuk melakukan pembelian 40 ribu barel yang dilakukan pada September 2025.

"Selanjutnya, setelah dua SPBU swasta itu berdiskusi kembali dengan kami, Vivo membatalkan untuk melanjutkan, setelah setuju 40 ribu barel. Akhirnya (pembelian base fuel selanjutnya) tidak disetujui lagi. Tinggal APR, ini akhirnya tidak juga, jadi tidak ada semua," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Sedangkan untuk PT Shell Indonesia, Achmad Muchtasyar mengatakan, tidak mendapatkan persetujuan dari birokrasi internal. Sehingga, memutuskan untuk tidak melanjutkan negosiasi dalam rangka meningkatkan stok BBM hingga akhir 2025.

Dia mengungkapkan, mayoritas alasan penolakan dari SPBU swasta ini dikarenakan isi konten dari base fuel yang dibeli tercampur zat etanol dengan kadar 3,5 persen. Hal ini dianggap kurang memenuhi spesifikasi yang diperlukan oleh masing-masing operator.

"Ini kondisi yang membuat kondisi SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol. Di mana konten itu sebetulnya masih dalam batas ambang yang diperkenankan pemerintah," kata dia.

Menurut Achmad Muchtasyar, tercampurnya konten etanol itu disebabkan oleh masalah kapal kargo pengangkut 40 ribu barel yang sebelumnya telah dipesan. Sehingga, masih terbuka peluang SPBU swasta melakukan pembelian lewat kapal kargo selanjutnya.

"Tapi karena ini menggunakan kargo dari MT Sakura, ini ditemukan secara pemeriksaan ada etanol 3,5 persen. Tapi mereka (SPBU swasta) berkenan pada kargo selanjutnya," ujarnya.

Seperti diketahui, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) sepakat melakukan proses b to b dengan PT Pertamina Patra Niaga terkait pemenuhan bahan bakar minyak (BBM). Dari 100 ribu barel (MB) kargo impor yang ditawarkan, Vivo menyerap 40 MB untuk melayani kebutuhan konsumennya.

Kesepakatan itu merupakan tindak lanjut arahan pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadila.

Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun mengatakan, PPN dan Vivo berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dia juga menyampaikan apresiasi atas langkah bersama ini.

“Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang terjalin dengan Vivo. Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (27/9/2025).

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement