sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Blokir Anggaran, Kemenkeu: Buat Belanja Darurat

Economics editor Michelle Natalia
07/03/2023 17:37 WIB
Dirjen Anggaran Kemenkeu menegaskan, pemblokiran anggaran K/L untuk kondisi darurat atau belanja darurat.
Sri Mulyani Blokir Anggaran, Kemenkeu: Buat Belanja Darurat. (Foto: MNC Media).
Sri Mulyani Blokir Anggaran, Kemenkeu: Buat Belanja Darurat. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Isa Rachmatarwata meminta agar pemberlakuan kebijakan Automatic Adjustment atau pemblokiran anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) di 2023 bisa menjadi pelajaran. 

Di mana K/L bisa memilih mana belanja yang urgent atau darurat dilakukan sejak awal tahun, mana yang bisa ditahan. Hal ini, lanjut dia, sudah terjadi melalui prioritisasi belanja.

"Namun pada praktiknya di 2022 ada urgensi berbeda. Contoh paling jelas adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang harus diantisipasi dengan cepat karena menghadapi lebaran," ujar Isa dalam Media Briefing di Jakarta, Selasa (7/3/2023).

"Maka Kementerian Pertanian (Kementan) contohnya, meminta izin untuk memakai anggaran penanganan PMK. Maka mereka diizinkan melakukan perubahan, dari semula buat kegiatan A misalnya, dipakai buat menangani PMK dan kompensasi petani peternak," dia menambahkan.

Ini mengubah purpose atau tujuan dari anggaran mereka menjadi aktivitas penanganan wabah PMK. Karena status kedaruratannya, maka di Juni 2022 sudah diberikan relaksasi tanpa harus menunggu semester II.

"Ada kasus tertentu di mana urgensi dahsyat, tapi umumnya kita akan mempertimbangkan relaksasi pada semester II. Ternyata di perjalanannya ada repurposing, anggaran buat A, tapi digunakan untuk sesuatu yang lebih urgent," ucap Isa.

"Dalam hal ini, Presiden maupun di Sidang Kabinet, bisa saja muncul kebutuhan urgent baru pelaksanaannya, dan ini bisa meminta K/L repurpose anggarannya," lanjutnya.

Dia menegaskan, Automatic Adjustment itu bukan pemotongan seperti di 2020 dan 2021, tetapi pemblokiran anggaran untuk membuat simpanan, mengantisipasi kondisi yang urgent. 

"Kalau terjadi urgent, ya terpaksa ada repurpose. Kalau tidak, maka akan dilakukan sesuai tujuan semula untuk dijalankan pada semester II sesuai tujuan awal," sambungnya.

Tahun lalu, Isa menceritakan, ada beberapa K/L yang memutuskan tidak melakukan repurposing. Tetapi, ini tidak berarti mereka menjadi lumpuh atau tidak berkinerja. 

Ini mengindikasikan bahwa masih ada sebagian anggaran yang diperlukan, tapi ada juga anggaran yang sampai akhir tahun masih ada, dan tidak dipakai, sampai akhirnya benar-benar tidak digunakan.

"Sampai ditanya, kenapa enggak digunakan? Tapi jawabnya 'enggak jadi,' ini berarti ada K/L yang enggak benar-benar butuh untuk kegiatan dan akhirnya anggaran tidak digunakan. Ini menjadi pelatihan membuat anggaran yang efektif, efisien, berkualitas, jadi semoga tahun ini tidak ada yang seperti itu, karena sudah lebih baik dalam perencanaan," pungkas Isa.

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement