sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Curhat Peliknya Menyusun APBN di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Economics editor Michelle Natalia
28/10/2022 18:02 WIB
Sri Mulyani buka-bukaan terkait penyusunan APBN 2023. Terutama di tengah gejolak ekonomi global dan Rusia-Ukraina.
Sri Mulyani Curhat Peliknya Menyusun APBN di Tengah Gejolak Ekonomi Global. (Foto: MNC Media)
Sri Mulyani Curhat Peliknya Menyusun APBN di Tengah Gejolak Ekonomi Global. (Foto: MNC Media)

IDXChannelMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan terkait penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Terutama di tengah gejolak ekonomi global dan perang Rusia-Ukraina.

Sri menyebut penyusunan APBN 2023 telah dimulai sejak Februari tahun ini. Saat itu mulai ada konflik antara Rusia-Ukraina. Di sisi lain, kasus Covid-19 yang masih tinggi. Namun, harga komoditas energi dan pertambangan masih stabil.

"Jadi jangan dikira bahwa dunia itu akan tetap. Coba kita lihat waktu menyusun APBN 2023, pak Febrio dan tim BKF membuat KEM-PPKF pada bulan Februari tahun ini untuk APBN 2023, bulan Februari itu kita lihat ada perang Rusia-Ukraina belum terjadi. Kedua, Omicron masih tinggi, harga minyak masih di bawah USD60/barel, CPO masih di USD700-800, ekonomi AS masih menderu-deru inflasi mulai naik, tapi inflasi di Eropa masih mendekati 0 atau masih di sekitar 1%," ujar Sri dalam Seminar Bincang APBN 2023 secara virtual di Jakarta, Jumat(28/10/2022).

Lebih lanjut, Sri menyebut ketika KEM-PPKF dibawa ke kabinet dan DPR, perang Rusia-Ukraina pun pecah. Harga komoditas naik begitu ekstrem hingga menimbulkan gangguan suplai yang menyebabkan seluruh proyeksi terhadap harga-harga komoditas menjadi sangat sulit. 

"Karena semuanya memakai versi, kalau ekonominya terus pulih, permintaan terhadap barang jasa makin kuat sementara supply enggak bisa nututin, pasti harga naik. Kemudian muncul kemungkinan harga naik, tapi apakah akan naik terus? Belum tentu. Kalau harganya naik terlalu ekstrem, monetary policy masuk dengan menaikkan suku bunga. dan suku bunganya juga naiknya ekstrem," jelas Sri. 

Tak sampai di situ, ketika mulai pembahasan dengan DPR pada Juni dan Juli, inflasi AS meroket dari 6% ke 8%, lanjut ke 9% dan turun sekarang ke 8,8%, The Fed harus merespons karena kredibilitas dari kebijakan moneter sangat ditentukan oleh kemampuan menstabilkan harga dan nilai tukar.

Sehingga, suku bunga yang biasanya naik 25 basis poin (bps) dari mulai \ Juli hingga sekarang. Semua selalu memprediksi The Fed akan naik sampai 75 bps sekali, dua kali, bahkan tiga kali.

"Bayangkan suku bunga yang tadinya 0% menjadi 2,5%, 3,25%, nantinya akan 4%, dan sampai 4,5%. Cycle of policy, itu tadi inflasi suku bunga nilai tukar terkena begitu dolar naik interest rate-nya, maka dollar index makin kuat. Seluruh mata uang di dunia kemudian mengalami depresiasi," tandas Sri.

Pihaknya pun berdiskusi dengan DPR, menentukan APBN 2023 diketok menjadi Undang-Undang. Tapi, bukan berarti bahwa pihaknya akan diam saja mengenai asumsi-asumsi APBN yang telah ditetapkan. 

"Apakah kita diam saja? Enggal. Ya dia jalan terus, indikator makronya bergerak terus. Pergerakannya itu karena masalah ekonomi, atau ya karena geopolitik, atau karena climate change yang bisa menyebabkan disrupsi," tegasnya.  

Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya dalam mendesain APBN selalu berpatokan pada tiga fungsi ini sangat penting, yaitu fungsi stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Dia pun membeberkan makna fungsi distribusi dari APBN. Fungsi distribusi yaitu untuk memperbaiki apa yang disebut konsep keadilan. 

"Karena keadilan itu tidak bisa dijawab dengan mekanisme pasar juga. Jadi, APBN itu adalah tools untuk mengoreksi yang seharusnya bisa berjalan dengan sendirinya melalui market mechanism tapi ternyata market itu tidak bisa menjawab dan menyelesaikan semua masalah yang dihadapi sebuah negara dan perekonomian," ujar Sri

Dia mencontohkan misalnya kemiskinan, stunting, adanya perbedaan antara kelompok kaya dan kelompok miskin, dan juga daerah-daerah yang masih tertinggal. Sri mengatakan, "if you let the market solve them, itu semua enggak akan selesai. Maka APBN harus aktif digunakan atau menggunakan untuk bisa mengoreksi."

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement