sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Isyaratkan Pengurangan Insentif Pajak Mulai Tahun Depan

Economics editor Tim IDXChannel
02/08/2022 14:35 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengisyaratkan adanya pengurangan insentif pajak mulai tahun depan. Pengurangan insentif ini dilakukan kepada sektor usaha yang sudah pulih.
Sri Mulyani Isyaratkan Pengurangan Insentif Pajak Mulai Tahun Depan. (Foto: MNC Media)
Sri Mulyani Isyaratkan Pengurangan Insentif Pajak Mulai Tahun Depan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengisyaratkan adanya pengurangan insentif pajak mulai tahun depan. Pengurangan insentif ini dilakukan kepada sektor usaha yang dinilai sudah cukup pulih. 

Sedangkan bagi sektor usaha yang masih tertekan, insentif perpajakan masih akan tetap diberikan. 

“Kita secara calculated melihat kalau ada sektor yang pulihnya sudah kuat, maka berbagai dukungan-dukungan yang diberikan pemerintah melalui APBN, seperti insentif juga mulai dilakukan fishing out. Karena ini memang dulu insentif diberikan untuk menjaga dan memulihkan ekonomi atau kegiatan sektor tersebut” kata Sri Mulyani melalui program Power Breakfast IDX Channel, Selasa (2/8/2022). 

Sebelumnya, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemberian insentif pajak melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23 tahun 2020 (PMK 23 Tahun 2020). Insentif ini diperuntukkan bagi para pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19, serta upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas para pelaku usaha. 

Insentif pajak ini semestinya telah berakhir pada 30 Juni 2022 lalu. Namun sebagai bentuk pemulihan usaha pasca pandemi, pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114 Tahun 2022 melakukan perpanjangan bagi 3 insentif pajak di dunia usaha hingga Desember 2022. 

Di sisi lain, para pelaku usaha meminta adanya penundaan pengurangan insentif. Bagi kalangan pengusaha, insentif sekecil apapun sangat berharga bagi usaha mereka. 

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jakarta, Adil Karim saat ini kondisi ekonomi masih tidak menentu, sehingga diperlukan berbagai insentif usaha di berbagai sektor. Apalagi adanya isu kenaikan suku bunga pinjaman. 

“Tolong ditunda dululah, karena kita kan dunia usaha ini sedang beranjak untuk bangkit. Kita sampai saat ini belum bisa kembali ke 2019. Tentunya ini mesti jadi perhatian pemerintah supaaya dunia usaha bisa tetap survive, karena kita bergeraknya ini sangat perlahan. Dengan impact adanya kenaikan suku bunga ini jadi masalah bagi pengusaha middle ke bawah” ujar Adil.

(Ribka Christiana/FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement