Sri melanjutkan, negara-negara berpendapatan rendah dan rentan, terutamanya akan terdampak, karena mereka menghadapi tantangan termasuk ruang fiskal yang terbatas dan kerentanan utang yang tinggi. Para anggota G20 menyampaikan bahwa G20 adalah forum utama untuk menangani permasalahan ekonomi untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi yang kompleks dan multi dimensional.
"Para anggota juga mendukung adaptasi agenda yang ada agar G20 dapat mengatasi dampak ekonomi dari perang dan juga mempertahankan kemampuan untuk mengatasi tantangan global yang ada dan membawa dunia ke pertumbuhan yang inklusif, berimbang, dan berkelanjutan," terang Sri.
Selain itu, para anggota G20 juga menyampaikan pandangan bahwa perang Rusia-Ukraina telah membuat pertumbuhan dan pemulihan global menjadi semakin kompleks dan mengecilkan upaya-upaya untuk mengatasi pemulihan global, tingginya tingkat utang negara-negara berkembang, dan juga upaya mitigasi perubahan iklim.
"Negara-negara anggota juga menyampaikan protes lainnya termasuk perpajakan internasional dan mencatat keprihatinan mengenai tekanan inflasi yang mengakibatkan beberapa bank sentral meningkatkan tingkat bunga kebijakannya yang mengakibatkan likuiditas global semakin mengetat lebih dari yang diekspektasikan," jelas Sri.
Hal ini, menurut dia, menunjukkan pentingnya mempertahankan dan melakukan komitmen Februari untuk mendukung pemulihan dan mitigasi terhadap dampak spillover lanjutan. (TSA)